Al-Qur'an |
Kalam Ilahi |
1.
Aqidah (Theology)
Salah satu pokok kandungan al-Qur’an adalah masalah akidah. Bahkan
masalah akidah inilah merupakan inti kandungan al-Qur’an. Akidah secara
etimologis berasal dari kata ‘aqada
ya’qidu-aqdan-aqidatan, yang berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh.
Setelah kata tersebut menjadi aqidah
maka ia berarti keyakinan.
Secara terminologi (istilah) ada beberapa pengertian tentang akidah
antara lain, menurut Hasan al-Banna Akidah adalah: beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun
dengan keragu-raguan.
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, akidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu
dan fitrah.
Ruang lingkup pembahasan akidah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.
Ilahiyyat: segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah Swt seperti wujud
Allah, nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Karena Allah tidak tampak
(ghoib) oleh manusia, maka untuk sekedar mendapat gambaran atau pengertian,
diberiaknlah sifat-sifat Allah Swt dalam al-Qur’an. Meskipun tetap harus
dicatat bahwa segala sesuatu yang terbayang dibenak kita, sesungguhnya bukanlah
Allah. Sebab Allah tidak dapat dibayangkan. Diantara sifat Allah yang disebut
dalam al-Qur’an adalah Rabb yang
berarti mendidik, memelihara, yang memiliki.
b.
Nubuwat: yaitu hal-hal yang berkaitan dengan nabi dan rasul, termasuk
pembahasan tentang kitab-kitab Allah mukjizat dan sebagainya.
c.
Ruhaniyyat: yaitu pembahasan yang berkaitan dengan alam metafisik (yang
bersifat ghaib) seperti tentang malaikat, jin, iblis syaitan dan sebagainya.
d.
Sam’iyyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang bias diketahui
melalui as-sama’ (pendengaran yang
berdasarkan dalil naqli, yaitu al-Qur’an dan al-sunnah al-shahihah). Seperti
pembahasan tentang surge, neraka, alam barzakh atau alam kubur, tanda-tanda
kiamatdan sebagainya. Pembahasan tentang hal-hal ini kemudian oleh para ulama
disebut dengan rukun iman, yang meliputi Iman kepada Allah, para malaikat,
kitab-kitab Allah para rasul-Nya, hari kiamat dan qadla-qadar.
2.
Syari’ah
Secara bahasa Syari’ah berasal dari kata syir’ah atau syari’ah
yang berarti jalan yang jelas (al-thariq
al-wadlih). Dalam arti luas, syariah adalah seluruh ajaran islam yang berupa
norma-norma agama agar ditaati, baik berkaitan dengan tingkah laku individual
dan kolektif. Syariah dalam pengertian luas ini identik dengan ad-din (agama) yang juga berlaku untuk
umat-umat Nabi yang dulu. Allah berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 13:
* tíu° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Ó»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøym÷rr&
y7øs9Î) $tBur $uZø¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤Ïãur ( ÷br& (#qãKÏ%r& tûïÏe$!$# wur (#qè%§xÿtGs? ÏmÏù 4 uã9x. n?tã tûüÏ.Îô³ßJø9$# $tB öNèdqããôs? Ïmøs9Î) 4 ª!$# ûÓÉ<tFøgs Ïmøs9Î) `tB âä!$t±o üÏökuur Ïmøs9Î) `tB Ü=Ï^ã ÇÊÌÈ
13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang
agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan
Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).
[1340] Yang
dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala
perintah dan larangan-Nya.
Dalam konteks pembagian kandungan al-Qur’an ini, yang dimaksud
syari’at adalah syariah dalam arti sempit, atau orang menyebut dengan istilah
fiqh, yakni hal-hal yang berkaitan dangan hukum-hukum syara’ yang mengatur
tingkah laku manusia yang meliputi ibadah (ritual), mu’amalah (transaksi) uqubah (pidana) dsb.
3.
Akhlak
Secara
etimologi, kata akhlaq berasal dari
bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata khulq. Dalam kamus-kamus bahasa Arab khulq berarti thabi’ah tabiat
dan watak, yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan character. Dalam al-Qur’an, kata khulq yang merujuk pada pengertian perangai disebut dua kali, yaitu
dalam surat al-Syu’ara’ ayat:137 yang berbunyi:
÷bÎ) !#x»yd
wÎ)
ß,è=äz
tûüÏ9¨rF{$# ÇÊÌÐÈ
137. (agama
Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.
Dan
dalam surat al-Qalam ayat:4.
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OÏàtã ÇÍÈ
4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung.
Secara
konseptual, pengertiaan akhlak telah banyak di kemukakan oleh para ulama antara
lain: Ibnu Maskawih (320-421 H/932-1030 M), dia mendefinisikan akhlak sebagai
suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan yang mendalam.
Sementara itu
Imam al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M), memberikan definisi akhlak agak mirip
dengan Ibnu Maskawih, dia mendfinisikan akhlak sebagai sebuah kondisi mental
yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang, yang darinya lalu muncul perbuatan
(perilaku) dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
4.
Sejarah (Kisah-Kisah al-Qur’an)
Sejarah atau
kisah al-Qur’an disebut qashahul qur’an. Ayat yang berbicara tentang
sejarah atau kisah al-Qur’an lebih banyak dari pada ayat yang berbicara tentang
hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatiaan terhadap
masalah kisah yang memang di dalamnya banyak terdapat ibrah.
Kisah atau
sejarah al-Qur’an merupakan salah satu metode untuk menyampaikan pesan moral
dan spiritual yang mampu menggugah jiwa manusia agar mau beriman kepada
Allah dan berbuat baik sesuai ajaran al-Qur’an.
Manna al-khalil
al-qaththan mendefinisikan kisah al-Qur’an adalah pemberitaan tentang hal ihwal
umat terdahulu dan para nabi serta peristiwa yang terjadi secara empiris
(waqi’i). Tujuan kisah al-Qur’an adalah untuk memberikan pengertian tentang
sesuatu yang sebenarnya terjadi dan dijadikan pelajaran untuk memperkokoh
keimanan.
Kisah dalam
al-Qur’an di kelompokan menjadi tiga:
1.
Kisah para nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat
yang ada pada mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat yang
diteima bagi orang yang mendustakan para nabi.
2.
Kisah yang berkaitan dengan kejadiaan umat terdahulu dan tentang
orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya seperti kisah thalut, jalut, dua
putera adam, ashabul kahfi, zulkarnain, ashahbul ukhdud dsb.
3.
Kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman
Rasulullah seperti perang badar, uhud, tabuk dsb.
Unsur kisah dalam alqur’an:
a.
Pelaku (al-Syaksy). Dalam alqur’an para pelaku dari kisah tersebut
tidak hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan hewan seperti, semut dan
burung hud-hud.
b.
Peristiwa (al-Haditsah). Peristiwa merupakan unsur pokok dalam
suatu kisah.
c.
Percakapan (Hiwar). Percakapan terdapat pada kisah yang banyak
pelakunya,seperti kisah nabi yusuf, musa dsb.isi percakapan dalam alqur’an paa
umumnya adalah soal agama.
Tujuan dan fungsi kisah dalam alqur’an antara lain:
a.
Untuk menunjukan bukti kerasulan Muhammad SAW. Sebab meskipun
beliau tidak pernah belajar tentang sejarah umat terdahulu tetapi beliau tau
tentang kisah tersebut,semua itu tidak lain berasal dari wahyu allah.
b.
untuk dijadikan uswah hasanahbagi kita semua,dengan mencontoh
akhlak terpuji dari para nabi dan orang salih yang disebutkan dalam alqur’an.
c.
Untuk mengokohkan hati nabi dan para umatnya dalam beragama islam
dan menguatkan kepercayaan orang mukmin tentang datangnya pertolongan allah dan
hancurnya kebatilan.
d.
mengungkap kebohongan ahli al-kitab yang telah menyembunyikan isi
kitab mereka yang masih murni.
e.
untuk menarik perhatian para pengengar dan menggugah kesadaran diri
mereka melalui penuturan kisah.
f.
menjelaskan prinsip dakwah agama islam,yaitu intinya ajaran para
rasul adalah tauhid.
5.
Iptek
Al-Qur’an menagndung informasi tentang
masalah ilmu pengetahuaan, paling tidak ada isyarat-isyarat ilmu pengetahuaan.
Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan oleh al-Qur’an, bertujuaan untuk
menunjukkan kebesaran Allah SWT, serta mendorong manusia untuk melakukan
observasi dan penelitian untuk menguatkan iman dan kepercayaan kepada-Nya.
Mahmud Syaltut mengatakan dalam
tafsirnya: “sesungguhnya Allah tidak menurunkan al-Qur’an untuk menjadi satu
kitab yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah,
problem-problem seni, serta aneka warna pengetahuaan”.
Didalam asbabul nuzul di terangkan bahwa
pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul yang bertanya: “mengapa bulan
kelihatan kecil bagaikan benang, kemudian membesar sampai menjadi bulan
purnama? Lalu Rasulullah mengembalikan pertanyaan itu kepada Allah yang
berfirman:
* tRqè=t«ó¡o Ç`tã Ï'©#ÏdF{$# ( ö@è% }Ïd àMÏ%ºuqtB Ĩ$¨Y=Ï9 Ædkysø9$#ur 3 }§øs9ur É9ø9$# br'Î/ (#qè?ù's? Vqãç6ø9$# `ÏB $ydÍqßgàß £`Å3»s9ur §É9ø9$# Ç`tB 4s+¨?$# 3 (#qè?ù&ur Vqãç7ø9$# ô`ÏB $ygÎ/ºuqö/r& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# öNà6¯=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇÊÑÒÈ
189. mereka bertanya kepadamu tentang bulan
sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia
dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari
belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang
bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu beruntung.
[116]
Pada masa jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki
rumah dari belakang bukan dari depan. hal ini ditanyakan pula oleh Para sahabat
kepada Rasulullah s.a.w., Maka diturunkanlah ayat ini.
Jawaban al-Qur’an bukanlah jawaban ilmiah tetapi jawabannya sesuai
dengan tujuan-tujuan pokoknya. Tiada pertentangan antara al-Qur’an dan ilmu
pengetahuaan. Memahami hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuaan bukan dengan
melihat adakah teori-teori ilmiah atau penemuaan-penemuaan baru, tetapi dengan
melihat adakah al-Qur’an menghalangi kemajuaan ilmu pengetahuan.
Perkembangan corak penafsiran al-Qur’an juga di pengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuaan. Terbukti munculnya corak penafsiran ilmiah
dilandasi oleh asumsi bahwa al-Qur’an merupakan kitab suci yang mengandung
barbagai informasi.
Hal ini kemudian mendorong serjana muslim melakukan kajian
al-Qur’an di seputar ayat-ayat kauniyah. Untuk membuktikan kemukjizatan
al-Qur’an di tinjau dari segi sains modern.
Tujuan merumuskan metodelogi corak tafsir ilmi al-Qur’an
menurut Dr.Abdus Salam yaitu untuk memberikan bekal metodelogi terhadap para
da’i tentang sikap islam terhadap ilmu pengetahuan, dan untuk memberikan
informasi tentang isyarat-isyarat ilmiah yang terdapat dalam al-Qur’an.
Kecenderungan
tafsir ini muncul muncul pada abad ke-5 H, pada masa Daulah Bani Abasiah. Abad
kejayaan sains dalam dunia islam terjadi sekitar tahun 750-1100 M. ketika itu
dunia muslim memberikan kontribusi kepada sains termasuk matematikan dan
kedokteran.
6.
Filsafat
Menurut Bertrand Russel, filsafat
merupakan jenis pengetahuan yang memberikan kesatuan dan sistem ilmu
pengetahuan melalui pengujian kritis terhadap dasar-dasar keputusan,
prasangka-prasangka dan kepercayaan.
Muhammad Yusuf Musa menuliskan bahwa
karakter dasar al-Qur’an itu adalah mengajak manusia untuk berfilsafat. Nabi
Muhammad SAW sendiri, selain sebagai nabi dan rasul, dapat juga di sebut
sebagai seorang filsuf hal ini dibuktikan dengan perenungan Nabi SAW ketika bertahannuts
(beribadah) di Gua Hira merupakan cermin kegelisahan filosofis beliau
ketika melihat orang-orang Mekah menyembah berhala. Beliau sangat prihatin,
mengapa mereka menyembah makhluk (berhala-berhala dan patung) yang notabene tidaka
dapat bebuat apa-apa. Mengapa tidak menyembah Allah sebagai pencipta alam dan
isinya. Ini bukti nyata bahwa beliau telah berpikir secara filosofis.
Setelah Nabi perenungan dan beliau mulai
berdakwah, beliau ternyata berhasil merubah sistem pemikiran ketuhanan masyarakat
Arab yang tadinya menyembah berhala (syirik), menjadi bertauhid hanya menyembah
Allah semata. Ini sesungguhnya pemikiran yang sangat filosofis.
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang
berbicara tentang persoalan filosofis, antara lain siapa sesungguhnya pencipta
langit dan bumi. Diantaranya terdapat di surat Lukman ayat:25 yang
berbunyi:
ûÈõs9ur NßgtFø9r'y
ô`¨B
t,n=y{
ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur £`ä9qà)us9
ª!$#
4 È@è% ßôJptø:$# ¬! 4
ö@t/
öNèdçsYò2r& w tbqßJn=ôèt
ÇËÎÈ
25. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada
mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka
akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi
Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Informasi bahwa Tuhan sebagai pencipta
langit dan bumi juga di kuatkan oleh beberapa ayat al-Qur’an seperti di
sebutkan dalam surat at-Taghabun:
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ptø:$$Î/ ö/ä.u§q|¹ur z`|¡ômr'sù ö/ä.uuqß¹ ( Ïmøs9Î)ur çÅÁyJø9$# ÇÌÈ
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq.
Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah
kembali(mu).
casino bonus no deposit bonus codes【WG】casino
BalasHapusCasino bonuses without deposit bonus 2021. No bonus code 윈윈 벳 먹튀 is needed, 한게임 포커 apk this 스포츠 분석 사이트 free bonus is 트 위치 룰렛 available on the top slots that were released in 2021. 바퀴벌레 포커