Pages

Labels

Selasa, 10 Januari 2012

Pokok-Pokok Kandungan Al-Qur'an

Al-Qur'an
Kalam Ilahi

1.      Aqidah (Theology)
Salah satu pokok kandungan al-Qur’an adalah masalah akidah. Bahkan masalah akidah inilah merupakan inti kandungan al-Qur’an. Akidah secara etimologis berasal dari kata ‘aqada ya’qidu-aqdan-aqidatan, yang berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh. Setelah kata tersebut menjadi aqidah maka ia berarti keyakinan.
Secara terminologi (istilah) ada beberapa pengertian tentang akidah antara lain, menurut Hasan al-Banna Akidah adalah: beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Ruang lingkup pembahasan akidah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.      Ilahiyyat: segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah Swt seperti wujud Allah, nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Karena Allah tidak tampak (ghoib) oleh manusia, maka untuk sekedar mendapat gambaran atau pengertian, diberiaknlah sifat-sifat Allah Swt dalam al-Qur’an. Meskipun tetap harus dicatat bahwa segala sesuatu yang terbayang dibenak kita, sesungguhnya bukanlah Allah. Sebab Allah tidak dapat dibayangkan. Diantara sifat Allah yang disebut dalam al-Qur’an adalah Rabb yang berarti mendidik, memelihara, yang memiliki.
b.      Nubuwat: yaitu hal-hal yang berkaitan dengan nabi dan rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah mukjizat dan sebagainya.
c.       Ruhaniyyat: yaitu pembahasan yang berkaitan dengan alam metafisik (yang bersifat ghaib) seperti tentang malaikat, jin, iblis syaitan dan sebagainya.
d.      Sam’iyyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang bias diketahui melalui as-sama’ (pendengaran yang berdasarkan dalil naqli, yaitu al-Qur’an dan al-sunnah al-shahihah). Seperti pembahasan tentang surge, neraka, alam barzakh atau alam kubur, tanda-tanda kiamatdan sebagainya. Pembahasan tentang hal-hal ini kemudian oleh para ulama disebut dengan rukun iman, yang meliputi Iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah para rasul-Nya, hari kiamat dan qadla-qadar.
   
2.      Syari’ah
Secara bahasa Syari’ah berasal dari kata syir’ah atau syari’ah yang berarti jalan yang jelas (al-thariq al-wadlih). Dalam arti luas, syariah adalah seluruh ajaran islam yang berupa norma-norma agama agar ditaati, baik berkaitan dengan tingkah laku individual dan kolektif. Syariah dalam pengertian luas ini identik dengan ad-din (agama) yang juga berlaku untuk umat-umat Nabi yang dulu. Allah berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 13:
* tíuŽŸ° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Óœ»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $tBur $uZøŠ¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤ŠÏãur ( ÷br& (#qãKŠÏ%r& tûïÏe$!$# Ÿwur (#qè%§xÿtGs? ÏmŠÏù 4 uŽã9x. n?tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# $tB öNèdqããôs? ÏmøŠs9Î) 4 ª!$# ûÓÉ<tFøgs Ïmøs9Î) `tB âä!$t±o üÏökuur Ïmøs9Î) `tB Ü=Ï^ムÇÊÌÈ  
13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

[1340] Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.

Dalam konteks pembagian kandungan al-Qur’an ini, yang dimaksud syari’at adalah syariah dalam arti sempit, atau orang menyebut dengan istilah fiqh, yakni hal-hal yang berkaitan dangan hukum-hukum syara’ yang mengatur tingkah laku manusia yang meliputi ibadah (ritual), mu’amalah (transaksi) uqubah (pidana) dsb.

3.      Akhlak
Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata khulq. Dalam kamus-kamus bahasa Arab khulq berarti thabi’ah tabiat dan watak, yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan character. Dalam al-Qur’an, kata khulq yang merujuk pada pengertian perangai disebut dua kali, yaitu dalam surat al-Syu’ara’ ayat:137 yang berbunyi:
÷bÎ) !#x»yd žwÎ) ß,è=äz tûüÏ9¨rF{$# ÇÊÌÐÈ  
137. (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.

Dan dalam surat al-Qalam ayat:4.
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ  
4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.


Secara konseptual, pengertiaan akhlak telah banyak di kemukakan oleh para ulama antara lain: Ibnu Maskawih (320-421 H/932-1030 M), dia mendefinisikan akhlak sebagai suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
Sementara itu Imam al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M), memberikan definisi akhlak agak mirip dengan Ibnu Maskawih, dia mendfinisikan akhlak sebagai sebuah kondisi mental yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang, yang darinya lalu muncul perbuatan (perilaku) dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

4.      Sejarah (Kisah-Kisah al-Qur’an)
Sejarah atau kisah al-Qur’an disebut qashahul qur’an. Ayat yang berbicara tentang sejarah atau kisah al-Qur’an lebih banyak dari pada ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatiaan terhadap masalah kisah yang memang di dalamnya banyak terdapat ibrah.
Kisah atau sejarah al-Qur’an merupakan salah satu metode untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual yang mampu menggugah jiwa manusia agar mau beriman kepada Allah dan berbuat baik sesuai ajaran al-Qur’an.
Manna al-khalil al-qaththan mendefinisikan kisah al-Qur’an adalah pemberitaan tentang hal ihwal umat terdahulu dan para nabi serta peristiwa yang terjadi secara empiris (waqi’i). Tujuan kisah al-Qur’an adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi dan dijadikan pelajaran untuk memperkokoh keimanan.
Kisah dalam al-Qur’an di kelompokan menjadi tiga:
1.      Kisah para nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat yang ada pada mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat yang diteima bagi orang yang mendustakan para nabi.
2.      Kisah yang berkaitan dengan kejadiaan umat terdahulu dan tentang orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya seperti kisah thalut, jalut, dua putera adam, ashabul kahfi, zulkarnain, ashahbul ukhdud dsb.
3.      Kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah seperti perang badar, uhud, tabuk dsb.
 Unsur kisah dalam alqur’an:
a.       Pelaku (al-Syaksy). Dalam alqur’an para pelaku dari kisah tersebut tidak hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan hewan seperti, semut dan burung hud-hud.
b.      Peristiwa (al-Haditsah). Peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu kisah.
c.       Percakapan (Hiwar). Percakapan terdapat pada kisah yang banyak pelakunya,seperti kisah nabi yusuf, musa dsb.isi percakapan dalam alqur’an paa umumnya adalah soal agama.
Tujuan dan fungsi kisah dalam alqur’an antara lain:
a.       Untuk menunjukan bukti kerasulan Muhammad SAW. Sebab meskipun beliau tidak pernah belajar tentang sejarah umat terdahulu tetapi beliau tau tentang kisah tersebut,semua itu tidak lain berasal dari wahyu allah.
b.      untuk dijadikan uswah hasanahbagi kita semua,dengan mencontoh akhlak terpuji dari para nabi dan orang salih yang disebutkan dalam alqur’an.
c.       Untuk mengokohkan hati nabi dan para umatnya dalam beragama islam dan menguatkan kepercayaan orang mukmin tentang datangnya pertolongan allah dan hancurnya kebatilan.
d.      mengungkap kebohongan ahli al-kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang masih murni.
e.       untuk menarik perhatian para pengengar dan menggugah kesadaran diri mereka melalui penuturan kisah.
f.       menjelaskan prinsip dakwah agama islam,yaitu intinya ajaran para rasul adalah tauhid.

5.      Iptek
Al-Qur’an menagndung informasi tentang masalah ilmu pengetahuaan, paling tidak ada isyarat-isyarat ilmu pengetahuaan. Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan oleh al-Qur’an, bertujuaan untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT, serta mendorong manusia untuk melakukan observasi dan penelitian untuk menguatkan iman dan kepercayaan kepada-Nya.
Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya: “sesungguhnya Allah tidak menurunkan al-Qur’an untuk menjadi satu kitab yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, problem-problem seni, serta aneka warna pengetahuaan”.
Didalam asbabul nuzul di terangkan bahwa pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul yang bertanya: “mengapa bulan kelihatan kecil bagaikan benang, kemudian membesar sampai menjadi bulan purnama? Lalu Rasulullah mengembalikan pertanyaan itu kepada Allah yang berfirman:
  * štRqè=t«ó¡o Ç`tã Ï'©#ÏdF{$# ( ö@è% }Ïd àMÏ%ºuqtB Ĩ$¨Y=Ï9 Ædkysø9$#ur 3 }§øŠs9ur ŽÉ9ø9$# br'Î/ (#qè?ù's? šVqãŠç6ø9$# `ÏB $ydÍqßgàß £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# Ç`tB 4s+¨?$# 3 (#qè?ù&ur šVqãç7ø9$# ô`ÏB $ygÎ/ºuqö/r& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# öNà6¯=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÊÑÒÈ  
189. mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
[116] Pada masa jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumah dari belakang bukan dari depan. hal ini ditanyakan pula oleh Para sahabat kepada Rasulullah s.a.w., Maka diturunkanlah ayat ini.

Jawaban al-Qur’an bukanlah jawaban ilmiah tetapi jawabannya sesuai dengan tujuan-tujuan pokoknya. Tiada pertentangan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuaan. Memahami hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuaan bukan dengan melihat adakah teori-teori ilmiah atau penemuaan-penemuaan baru, tetapi dengan melihat adakah al-Qur’an menghalangi kemajuaan ilmu pengetahuan.
Perkembangan corak penafsiran al-Qur’an juga di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuaan. Terbukti munculnya corak penafsiran ilmiah dilandasi oleh asumsi bahwa al-Qur’an merupakan kitab suci yang mengandung barbagai informasi.
Hal ini kemudian mendorong serjana muslim melakukan kajian al-Qur’an di seputar ayat-ayat kauniyah. Untuk membuktikan kemukjizatan al-Qur’an di tinjau dari segi sains modern.
Tujuan merumuskan metodelogi corak tafsir ilmi al-Qur’an menurut Dr.Abdus Salam yaitu untuk memberikan bekal metodelogi terhadap para da’i tentang sikap islam terhadap ilmu pengetahuan, dan untuk memberikan informasi tentang isyarat-isyarat ilmiah yang terdapat dalam al-Qur’an.
Kecenderungan tafsir ini muncul muncul pada abad ke-5 H, pada masa Daulah Bani Abasiah. Abad kejayaan sains dalam dunia islam terjadi sekitar tahun 750-1100 M. ketika itu dunia muslim memberikan kontribusi kepada sains termasuk matematikan dan kedokteran.

6.      Filsafat
Menurut Bertrand Russel, filsafat merupakan jenis pengetahuan yang memberikan kesatuan dan sistem ilmu pengetahuan melalui pengujian kritis terhadap dasar-dasar keputusan, prasangka-prasangka dan kepercayaan.
Muhammad Yusuf Musa menuliskan bahwa karakter dasar al-Qur’an itu adalah mengajak manusia untuk berfilsafat. Nabi Muhammad SAW sendiri, selain sebagai nabi dan rasul, dapat juga di sebut sebagai seorang filsuf hal ini dibuktikan dengan perenungan Nabi SAW ketika bertahannuts (beribadah) di Gua Hira merupakan cermin kegelisahan filosofis beliau ketika melihat orang-orang Mekah menyembah berhala. Beliau sangat prihatin, mengapa mereka menyembah makhluk (berhala-berhala dan patung) yang notabene tidaka dapat bebuat apa-apa. Mengapa tidak menyembah Allah sebagai pencipta alam dan isinya. Ini bukti nyata bahwa beliau telah berpikir secara filosofis.
Setelah Nabi perenungan dan beliau mulai berdakwah, beliau ternyata berhasil merubah sistem pemikiran ketuhanan masyarakat Arab yang tadinya menyembah berhala (syirik), menjadi bertauhid hanya menyembah Allah semata. Ini sesungguhnya pemikiran yang sangat filosofis.
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berbicara tentang persoalan filosofis, antara lain siapa sesungguhnya pencipta langit dan bumi. Diantaranya terdapat di surat Lukman ayat:25 yang berbunyi:
ûÈõs9ur NßgtFø9r'y ô`¨B t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur £`ä9qà)us9 ª!$# 4 È@è% ßôJptø:$# ¬! 4 ö@t/ öNèdçŽsYò2r& Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇËÎÈ      
25. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Informasi bahwa Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi juga di kuatkan oleh beberapa ayat al-Qur’an seperti di sebutkan dalam surat at-Taghabun:
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ptø:$$Î/ ö/ä.u§q|¹ur z`|¡ômr'sù ö/ä.uuqß¹ ( Ïmøs9Î)ur 玍ÅÁyJø9$# ÇÌÈ  
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).

1 komentar:

  1. casino bonus no deposit bonus codes【WG】casino
    Casino bonuses without deposit bonus 2021. No bonus code 윈윈 벳 먹튀 is needed, 한게임 포커 apk this 스포츠 분석 사이트 free bonus is 트 위치 룰렛 available on the top slots that were released in 2021. 바퀴벌레 포커

    BalasHapus