Pages

Labels

Senin, 16 Januari 2012

Puisi: Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana


Gus Mus adalah seorang Kiai kharismatik yang sangat dekat dengan rakyat, melalui pemikiran-pemikirannya. Gus Mus juga termasuk Kiai yang aktif dan banyak memunculkan pemikiran-pemikiran dan dakwahnya melalui seni khususnya puisi. Di bawah ini adalah salah satu puisi yang menjadi ‘masterpiece’ dari Gus Mus. Puisi ini menggambarkan kekritisan baliau untuk menyuarakan suara rakyat  kepada pemerintahan saat itu (orde baru). semoga bermanfaat


Kau Ini Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana

Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin plan

aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab

kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987
Mustofa Bisri (Gus Mus)

Minggu, 15 Januari 2012

Sang Motivator, Dosen & "Teman" Dalam Tanda Petik


Kesan-Kesan Mata Kuliah PSI
         Mata kuliah Pengantar Studi Islam (PSI), mata kuliah 4 SKS semester pertama, Dosen Muhammad Qowim, M.Ag
         Saya sedikit bingung mau nulis apa tentang kesan-kesan saya tentang mata kuliah ini, mungkin ini di sebabkan salah satu faktor yaitu karena terlalu banyak kesan-kesan yang saya dapatkan selama mengikuti mata kuliah psi.
         Mungkin lebih baiknya saya awali tulisan saya ini tentang kelas saya, kelas saya kelas KI-C, didalam kelas saya kalau tidak salah sekitar 40 mahasiswa/i datang dari berbagai pelosok nusantara, bermacam-macam bahasa dan adat yang beragam pula, tapi tetap harmonis hubungan antara mahasiswa/i.
         Kelas saya dapat mata kuliah psi dua kali dalam satu minggu (mungkin sama dengan kelas lainnya) pada hari rabu dan jum’at, hari rabu sudah agak sore kelas saya masuk, kalau tidak salah (berarti benar, hehe) kelas saya masuk setelah kelas KI-B, tepatnya jam: 16:10 keluarnya sampai magrib, sedang hari jum’at jum’at kelas saya masuk pagi jam:07:00 tepat.
         Kesan saya tentang mata kuliah psi banyak sekali, dari mata kuliah ini setidaknya saya mengetahui apa itu pluralisme, HAM, objek kajian islam itu apa saja, gender, dan masih banyak yang lainnya. Namun satu menurut saya kesan yang paling saya sukai pada mata kuliah psi ini tanpa mengesampingkan kesan-kesan yang lainnya, kesan itu ialah ketika para mahasiswa/i di suruh untuk meneliti fakultas-fakultas yang islami di kampus. Apa yang dilakukan oleh pak Qowim sudah baik sekali, sempat saya bayangkan ide bagus dari beliau ini, mahasiswa/i masih semester satu kok sudah di suruh meneliti. seharusnya yang dapat mata kuliah untuk meneliti (metodelogi penelitian) biasanya semester atas, namun semester satu pada mata kuliah psi telah melakukan penelitian. Walaupun penelitan yang dilakukan oleh mahasiswa/i belum banyak metode-metode yang dipakai, setidaknya beliau telah mengarahkan mahasiswa/i nya untuk melakukan penelitian sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya yaitu “Skripsi”.
         Mungkin kurang adil kalau saya tidak ngasih kesan-kesan kepada dosen mata kuliah psi. Muhammad Qowim M.Ag. Selain sebagai dosen beliau adalah “teman” bagi kami semua, kenapa saya bilang sebagai teman dalam tanda petik, karena beliau selalu memberikan suasana yang beda setiap pertemuan mata kuliah psi, suasana yang selalu terpancar keceriaan di dalam kelas laksana seorang teman yang baru di pertemukan kembali dengan sahabat karibnya setelah perpisahan yang cukup lama. Suasana yang mungkin tidak saya dapatkan pada dosen-dosen yang lain pada semeter ini, karena setiap dosen beda-beda cara mengajarnya. seorang mitivator yang selalu memberikan motivasinya kepada mahasiswa/i nya, kata-kata yang masih saya ingat sampai sekarang ialah perna beliau berucap: Siapa kita..?? lalu beliau menyuruh kami untuk menjawab dengan: Orang Hebat..!! ini merupakan sebuah motivasi bagi mahasisw/i nya, untuk selalu belajar dan terus belajar hingga saatnya nanti menjadi orang yang hebat dalam hal-hal yang positif.
         Inilah kesan-kesan saya selama mengikuti mata kuliah psi selama satu semester, terima kasih sebelumnya kepada bapak Muhammad Qowin M.Ag yang telah mengajari saya khususnya dan teman-teman KI 2011 umumnya, semoga ilmu yang engkau berikan akan bermanfa'at buat diriku di kemudian hari

                                                                                                       My Kost:
                                                                                                       15 Januari 2012
                                                                                                       Jam: 16:40 Wib



Pluralisme, HAM & Gender


Pluralisme dalam kajian studi islam

            Musa Asy’arie menegaskan: berbeda dengan orang lain bukanlah suatu kesalahan, apalagi kejahatan, namus itu sangat di perlukan. Tentunya, perbedaan dalam pengertian ini bukan asal berbeda. Perbedaan harus di pandang sebagai suatu realitas sosial yang terjadi di negeri ini, yang harus di hargai dan di jamin pertmbuhannya oleh masyarakat di negeri ini.
Dalam kaitannya dengan pluralitas, al-Qur’an dalam surat Hujurat ayat 13 menegaskan:
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ  
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Ayat ini mengajarkan kepada kita akan penting dan perlunya memberlakukan perbedaan dan pluralitas secara arif. Yaitu untuk saling mengenal dan belajar atas adanya perbedaan dan pluralitas itu untuk saling membangun dan memperkuat, saling pengertian dan tidak melihatnya hanya dalam perspektif tinggi dan rendah ataupun baik dan buruknya saja.
Untuk mengelola adanya realitas perbedaan dan kemajemukan, sehingga perbedaan dan kemajemukan tidak berkembang dan di kembangkan ke arah yang destruktif, al-Qur’an mengajurkan kepada kita untukdapat menjaga dan mengembangkan musyawarah.
Hal ini di jelaskan dalam al-Qur’an Surah Ali Imran, ayat 159 :
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ  
159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.
[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.



HAM dan Gender dalam studi islam

Abdurrahman Wahid menegaskan, manusia mempunyai posisi tinggi dalam kosmonologi, sehingga dia harus di perlakukan secara profesional pada posisi yang mulia. Sebelu lahir dan setelah meninggal manusia mempunyai hak-hak yang diformulasikan dan dilindungi oleh hukum. Karena menusia mempunyai hak dan kemampuan untuk menggunakannya, Allah menjadikannya sebagai khalifah-Nya di muka bumi. Sebagaimana di di tegaskan dalam al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 70:
* ôs)s9ur $oYøB§x. ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä öNßg»oYù=uHxqur Îû ÎhŽy9ø9$# ̍óst7ø9$#ur Nßg»oYø%yuur šÆÏiB ÏM»t7ÍhŠ©Ü9$# óOßg»uZù=žÒsùur 4n?tã 9ŽÏVŸ2 ô`£JÏiB $oYø)n=yz WxŠÅÒøÿs? ÇÐÉÈ  
70. dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
[862] Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.
Ahmad Syafi’i Ma’arif mencatat, bahwa ada beberapa kemuliaan yang di anugrahkan Allah SWT kepada manusia, sehingga manusia diangkat-Nya menjadi khalifah di muka bumi:
1.      Karamah fardiyah (kemuliaan individu)
2.      Karamah ijtima’iyah (kemuliaan kolektif)
3.      Karamah siyasiyah (kemuliaan politik)
Berkaitan dengan HAM dan Gender, setidaknya ada lima hal fundamental yang di perjuangkan oleh banyak kalangan gerakan gerakan pembebasan:
1.      Hak hidup dan perlindungan
2.      Hak kebebasan beragama
3.      Hak kekayaan dan penghidupan yang layak
4.      Hak kehormatan
5.      Hak politik


Rabu, 11 Januari 2012

Bersama Teman-teman

Tiada yang indah selain persahabatan...
Seribu teman itu masih sedikit,, satu musuh itu sedah terlalu banyak...




Editor In Kali Kuning
Teman-teman kelas "M" Pusat Bahasa With dosen Ibu Linda
Belajar Takhrij hadis dirumah pak Abdul Haris

Selasa, 10 Januari 2012

Pokok-Pokok Kandungan Al-Qur'an

Al-Qur'an
Kalam Ilahi

1.      Aqidah (Theology)
Salah satu pokok kandungan al-Qur’an adalah masalah akidah. Bahkan masalah akidah inilah merupakan inti kandungan al-Qur’an. Akidah secara etimologis berasal dari kata ‘aqada ya’qidu-aqdan-aqidatan, yang berarti simpul, ikatan, perjanjian yang kokoh. Setelah kata tersebut menjadi aqidah maka ia berarti keyakinan.
Secara terminologi (istilah) ada beberapa pengertian tentang akidah antara lain, menurut Hasan al-Banna Akidah adalah: beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
Menurut Abu Bakar Jabir al-Jaza’iri, akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fitrah.
Ruang lingkup pembahasan akidah meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.      Ilahiyyat: segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah Swt seperti wujud Allah, nama-nama, sifat-sifat dan perbuatan-Nya. Karena Allah tidak tampak (ghoib) oleh manusia, maka untuk sekedar mendapat gambaran atau pengertian, diberiaknlah sifat-sifat Allah Swt dalam al-Qur’an. Meskipun tetap harus dicatat bahwa segala sesuatu yang terbayang dibenak kita, sesungguhnya bukanlah Allah. Sebab Allah tidak dapat dibayangkan. Diantara sifat Allah yang disebut dalam al-Qur’an adalah Rabb yang berarti mendidik, memelihara, yang memiliki.
b.      Nubuwat: yaitu hal-hal yang berkaitan dengan nabi dan rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah mukjizat dan sebagainya.
c.       Ruhaniyyat: yaitu pembahasan yang berkaitan dengan alam metafisik (yang bersifat ghaib) seperti tentang malaikat, jin, iblis syaitan dan sebagainya.
d.      Sam’iyyat: yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang bias diketahui melalui as-sama’ (pendengaran yang berdasarkan dalil naqli, yaitu al-Qur’an dan al-sunnah al-shahihah). Seperti pembahasan tentang surge, neraka, alam barzakh atau alam kubur, tanda-tanda kiamatdan sebagainya. Pembahasan tentang hal-hal ini kemudian oleh para ulama disebut dengan rukun iman, yang meliputi Iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab Allah para rasul-Nya, hari kiamat dan qadla-qadar.
   
2.      Syari’ah
Secara bahasa Syari’ah berasal dari kata syir’ah atau syari’ah yang berarti jalan yang jelas (al-thariq al-wadlih). Dalam arti luas, syariah adalah seluruh ajaran islam yang berupa norma-norma agama agar ditaati, baik berkaitan dengan tingkah laku individual dan kolektif. Syariah dalam pengertian luas ini identik dengan ad-din (agama) yang juga berlaku untuk umat-umat Nabi yang dulu. Allah berfirman dalam surat Asy-Syura ayat 13:
* tíuŽŸ° Nä3s9 z`ÏiB ÈûïÏe$!$# $tB 4Óœ»ur ¾ÏmÎ/ %[nqçR üÏ%©!$#ur !$uZøŠym÷rr& y7øs9Î) $tBur $uZøŠ¢¹ur ÿ¾ÏmÎ/ tLìÏdºtö/Î) 4ÓyqãBur #Ó|¤ŠÏãur ( ÷br& (#qãKŠÏ%r& tûïÏe$!$# Ÿwur (#qè%§xÿtGs? ÏmŠÏù 4 uŽã9x. n?tã tûüÏ.ÎŽô³ßJø9$# $tB öNèdqããôs? ÏmøŠs9Î) 4 ª!$# ûÓÉ<tFøgs Ïmøs9Î) `tB âä!$t±o üÏökuur Ïmøs9Î) `tB Ü=Ï^ムÇÊÌÈ  
13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).

[1340] Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.

Dalam konteks pembagian kandungan al-Qur’an ini, yang dimaksud syari’at adalah syariah dalam arti sempit, atau orang menyebut dengan istilah fiqh, yakni hal-hal yang berkaitan dangan hukum-hukum syara’ yang mengatur tingkah laku manusia yang meliputi ibadah (ritual), mu’amalah (transaksi) uqubah (pidana) dsb.

3.      Akhlak
Secara etimologi, kata akhlaq berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata khulq. Dalam kamus-kamus bahasa Arab khulq berarti thabi’ah tabiat dan watak, yang dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan character. Dalam al-Qur’an, kata khulq yang merujuk pada pengertian perangai disebut dua kali, yaitu dalam surat al-Syu’ara’ ayat:137 yang berbunyi:
÷bÎ) !#x»yd žwÎ) ß,è=äz tûüÏ9¨rF{$# ÇÊÌÐÈ  
137. (agama Kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.

Dan dalam surat al-Qalam ayat:4.
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OŠÏàtã ÇÍÈ  
4. dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.


Secara konseptual, pengertiaan akhlak telah banyak di kemukakan oleh para ulama antara lain: Ibnu Maskawih (320-421 H/932-1030 M), dia mendefinisikan akhlak sebagai suatu kondisi jiwa yang menyebabkan ia bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam.
Sementara itu Imam al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M), memberikan definisi akhlak agak mirip dengan Ibnu Maskawih, dia mendfinisikan akhlak sebagai sebuah kondisi mental yang tertanam kuat dalam jiwa seseorang, yang darinya lalu muncul perbuatan (perilaku) dengan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

4.      Sejarah (Kisah-Kisah al-Qur’an)
Sejarah atau kisah al-Qur’an disebut qashahul qur’an. Ayat yang berbicara tentang sejarah atau kisah al-Qur’an lebih banyak dari pada ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini memberikan isyarat bahwa al-Qur’an sangat perhatiaan terhadap masalah kisah yang memang di dalamnya banyak terdapat ibrah.
Kisah atau sejarah al-Qur’an merupakan salah satu metode untuk menyampaikan pesan moral dan spiritual yang mampu menggugah jiwa manusia agar mau beriman kepada Allah dan berbuat baik sesuai ajaran al-Qur’an.
Manna al-khalil al-qaththan mendefinisikan kisah al-Qur’an adalah pemberitaan tentang hal ihwal umat terdahulu dan para nabi serta peristiwa yang terjadi secara empiris (waqi’i). Tujuan kisah al-Qur’an adalah untuk memberikan pengertian tentang sesuatu yang sebenarnya terjadi dan dijadikan pelajaran untuk memperkokoh keimanan.
Kisah dalam al-Qur’an di kelompokan menjadi tiga:
1.      Kisah para nabi yang memuat dakwah mereka kepada kaumnya, mukjizat yang ada pada mereka, sikap para penentang, perkembangan dakwah dan akibat yang diteima bagi orang yang mendustakan para nabi.
2.      Kisah yang berkaitan dengan kejadiaan umat terdahulu dan tentang orang yang tidak dapat dipastikan kenabiannya seperti kisah thalut, jalut, dua putera adam, ashabul kahfi, zulkarnain, ashahbul ukhdud dsb.
3.      Kisah yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di zaman Rasulullah seperti perang badar, uhud, tabuk dsb.
 Unsur kisah dalam alqur’an:
a.       Pelaku (al-Syaksy). Dalam alqur’an para pelaku dari kisah tersebut tidak hanya manusia, tetapi juga malaikat, jin dan hewan seperti, semut dan burung hud-hud.
b.      Peristiwa (al-Haditsah). Peristiwa merupakan unsur pokok dalam suatu kisah.
c.       Percakapan (Hiwar). Percakapan terdapat pada kisah yang banyak pelakunya,seperti kisah nabi yusuf, musa dsb.isi percakapan dalam alqur’an paa umumnya adalah soal agama.
Tujuan dan fungsi kisah dalam alqur’an antara lain:
a.       Untuk menunjukan bukti kerasulan Muhammad SAW. Sebab meskipun beliau tidak pernah belajar tentang sejarah umat terdahulu tetapi beliau tau tentang kisah tersebut,semua itu tidak lain berasal dari wahyu allah.
b.      untuk dijadikan uswah hasanahbagi kita semua,dengan mencontoh akhlak terpuji dari para nabi dan orang salih yang disebutkan dalam alqur’an.
c.       Untuk mengokohkan hati nabi dan para umatnya dalam beragama islam dan menguatkan kepercayaan orang mukmin tentang datangnya pertolongan allah dan hancurnya kebatilan.
d.      mengungkap kebohongan ahli al-kitab yang telah menyembunyikan isi kitab mereka yang masih murni.
e.       untuk menarik perhatian para pengengar dan menggugah kesadaran diri mereka melalui penuturan kisah.
f.       menjelaskan prinsip dakwah agama islam,yaitu intinya ajaran para rasul adalah tauhid.

5.      Iptek
Al-Qur’an menagndung informasi tentang masalah ilmu pengetahuaan, paling tidak ada isyarat-isyarat ilmu pengetahuaan. Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan oleh al-Qur’an, bertujuaan untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT, serta mendorong manusia untuk melakukan observasi dan penelitian untuk menguatkan iman dan kepercayaan kepada-Nya.
Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya: “sesungguhnya Allah tidak menurunkan al-Qur’an untuk menjadi satu kitab yang menerangkan kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, problem-problem seni, serta aneka warna pengetahuaan”.
Didalam asbabul nuzul di terangkan bahwa pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul yang bertanya: “mengapa bulan kelihatan kecil bagaikan benang, kemudian membesar sampai menjadi bulan purnama? Lalu Rasulullah mengembalikan pertanyaan itu kepada Allah yang berfirman:
  * štRqè=t«ó¡o Ç`tã Ï'©#ÏdF{$# ( ö@è% }Ïd àMÏ%ºuqtB Ĩ$¨Y=Ï9 Ædkysø9$#ur 3 }§øŠs9ur ŽÉ9ø9$# br'Î/ (#qè?ù's? šVqãŠç6ø9$# `ÏB $ydÍqßgàß £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# Ç`tB 4s+¨?$# 3 (#qè?ù&ur šVqãç7ø9$# ô`ÏB $ygÎ/ºuqö/r& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# öNà6¯=yès9 šcqßsÎ=øÿè? ÇÊÑÒÈ  
189. mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.
[116] Pada masa jahiliyah, orang-orang yang berihram di waktu haji, mereka memasuki rumah dari belakang bukan dari depan. hal ini ditanyakan pula oleh Para sahabat kepada Rasulullah s.a.w., Maka diturunkanlah ayat ini.

Jawaban al-Qur’an bukanlah jawaban ilmiah tetapi jawabannya sesuai dengan tujuan-tujuan pokoknya. Tiada pertentangan antara al-Qur’an dan ilmu pengetahuaan. Memahami hubungan al-Qur’an dengan ilmu pengetahuaan bukan dengan melihat adakah teori-teori ilmiah atau penemuaan-penemuaan baru, tetapi dengan melihat adakah al-Qur’an menghalangi kemajuaan ilmu pengetahuan.
Perkembangan corak penafsiran al-Qur’an juga di pengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuaan. Terbukti munculnya corak penafsiran ilmiah dilandasi oleh asumsi bahwa al-Qur’an merupakan kitab suci yang mengandung barbagai informasi.
Hal ini kemudian mendorong serjana muslim melakukan kajian al-Qur’an di seputar ayat-ayat kauniyah. Untuk membuktikan kemukjizatan al-Qur’an di tinjau dari segi sains modern.
Tujuan merumuskan metodelogi corak tafsir ilmi al-Qur’an menurut Dr.Abdus Salam yaitu untuk memberikan bekal metodelogi terhadap para da’i tentang sikap islam terhadap ilmu pengetahuan, dan untuk memberikan informasi tentang isyarat-isyarat ilmiah yang terdapat dalam al-Qur’an.
Kecenderungan tafsir ini muncul muncul pada abad ke-5 H, pada masa Daulah Bani Abasiah. Abad kejayaan sains dalam dunia islam terjadi sekitar tahun 750-1100 M. ketika itu dunia muslim memberikan kontribusi kepada sains termasuk matematikan dan kedokteran.

6.      Filsafat
Menurut Bertrand Russel, filsafat merupakan jenis pengetahuan yang memberikan kesatuan dan sistem ilmu pengetahuan melalui pengujian kritis terhadap dasar-dasar keputusan, prasangka-prasangka dan kepercayaan.
Muhammad Yusuf Musa menuliskan bahwa karakter dasar al-Qur’an itu adalah mengajak manusia untuk berfilsafat. Nabi Muhammad SAW sendiri, selain sebagai nabi dan rasul, dapat juga di sebut sebagai seorang filsuf hal ini dibuktikan dengan perenungan Nabi SAW ketika bertahannuts (beribadah) di Gua Hira merupakan cermin kegelisahan filosofis beliau ketika melihat orang-orang Mekah menyembah berhala. Beliau sangat prihatin, mengapa mereka menyembah makhluk (berhala-berhala dan patung) yang notabene tidaka dapat bebuat apa-apa. Mengapa tidak menyembah Allah sebagai pencipta alam dan isinya. Ini bukti nyata bahwa beliau telah berpikir secara filosofis.
Setelah Nabi perenungan dan beliau mulai berdakwah, beliau ternyata berhasil merubah sistem pemikiran ketuhanan masyarakat Arab yang tadinya menyembah berhala (syirik), menjadi bertauhid hanya menyembah Allah semata. Ini sesungguhnya pemikiran yang sangat filosofis.
Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berbicara tentang persoalan filosofis, antara lain siapa sesungguhnya pencipta langit dan bumi. Diantaranya terdapat di surat Lukman ayat:25 yang berbunyi:
ûÈõs9ur NßgtFø9r'y ô`¨B t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur £`ä9qà)us9 ª!$# 4 È@è% ßôJptø:$# ¬! 4 ö@t/ öNèdçŽsYò2r& Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇËÎÈ      
25. dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Informasi bahwa Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi juga di kuatkan oleh beberapa ayat al-Qur’an seperti di sebutkan dalam surat at-Taghabun:
t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur Èd,ptø:$$Î/ ö/ä.u§q|¹ur z`|¡ômr'sù ö/ä.uuqß¹ ( Ïmøs9Î)ur 玍ÅÁyJø9$# ÇÌÈ  
3. Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu).